LAMONGAN – Ratusan santri berbagai kota di Jawa Timur menggelar kegiatan keagamaan di Pondok Pesantren Karangsawo, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan dalam rangka memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW sejak Senin (24/4/2017) kemarin hingga Selasa (25/4/2017).
"Kegiatan pengijazahan (penurunan, red) ilmu Asmaul Haq oleh KH. Ahmad Tarmuji dari Ponorogo. Kegiatan itu rutin digelar setahun dua kali, pada Bulan Rajab dan Muharram kalender Hijriyah," ucap pengasuh PP. Karangsawo, Kyai Minhajul Abidin.
Menurutnya, kegiatan keagamaan ini diikuti 200 peserta yang berasal dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya. "Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai sarana dakwah Islamiyyah yang santun dan tanpa kekerasan," ujarnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, dalam dakwah memang diperlukan model dakwah yang menawarkan Islam Rahmatan Lil Alamin. "Islam yang ramah, bukan pemarah. "Sudah banyak berandalan yang bertobat melalui ilmu Asmaul Haq ini, juga banyak non muslim yang kemudian menjadi mualaf setelah mengenal ilmu ini," katanya.
Kegiatan dimulai dengan latihan jurus pamungkas Asmaul Haq yang terdiri dari sebelas gerakan jurus. Untuk peserta baru, latihan gerakan dibimbing pelatih senior dan menjelaskan masing-masing fungsi dari masing-masing gerakan jurus itu.
Paska itu, KH. Ahmad Tarmuji melakukan pengijazahan (penurunan) ilmu Asmaul Haq. Sebelum ilmu itu diturunkan kepada peserta, menjelaskan tentang asal-usul (sanad) keilmuan Asmaul Haq yang merupakan ilmu warisan Nabi Khidir AS.
Kyai Tarmuji menjelaskan bahwa keilmuan Asmaul Haq adalah metode dzikrullah (mengingat Tuhan) yang berfaidah luar biasa. Diantaranya adalah untuk meraih makrifatullah, beladiri, perlindungan diri dan harta benda, pengobatan, dan masih banyak manfaat lainnya.
"Yang terpenting menekuni ilmu Asmaul Haq dapat bertaqarrub kepada Allah SWT. Masalah faidah yang lain-lain itu merupakan bonus dari Allah," tutur Kyai Tarmuji.
Setelah itu para peserta mengikuti prosesi tasyakuran di pesantren, sebagai wujud rasa syukur telah menerima keilmuan Nabi Khidir AS.
Setelah itu, satu persatu peserta dirajah badannya untuk yang pria, sedang peserta wanita diberikan telur berajah untuk dikonsumsi. Sebagai kenang-kenangan dari Kyai Tarmuji para peserta diberi cinderamata.
Bahkan, para peserta juga mengikuti tes, dengqn cara diserang secara membabi buta oleh pelatih senior dengan membawa balok kayu. Sontak saja penyerang itu terpental beberapa jengkal ke belakang.
"Subhanallah, saya heran mengapa dia bisa terpental begitu," ucap peserta dari Surabaya, Abdullah. (*)
0 komentar:
Posting Komentar