LAMONGAN; Berbeda
dengan tahun sebelumnya peringatan haul Ki Darsono tahun ini digelar di PP.
Karangsawo Paciran Lamongan (17/11). Sedang tahun yang lalu peringatan haul masih
digelar di halaman sebuah madrasah di Paciran. Rangkaian agenda haul yaitu:
ziarah makam Ki Darsono, Khataman Al-Qur’an, dan pengajian agama. Kegiatan
ziarah makam Ki Darsono dipimpin oleh H. Hamam Labib, Lc. Sedang khataman
qur’an 30 juz diikuti para huffadz dan guru ngaji dari daerah setempat.
Siapakah sosok Ki
Darsono?. Ki Darsono atau yang bergelar Panembahan Tubagus Anom atau Kyai
Pucangsari adalah seorang penyebar agama Islam di Desa Paciran yang berdakwah
semasa Sunan Drajat. Sebagai seorang waliyullah beliau mempunyai
beberapa karomah, diantaranya konon kalau beliau bepergian ke luar
daerah beliau selalu naik pedati, dan apabila telah sampai di tempat tujuan
maka pedati itupun dilipat dan dimasukkan ke dalam sakunya. Itulah salah satu
khowariqul adah yang dikaruniakan Allah kepada Ki Darsono.
Pada acara
pengajian agama yang dihadiri seribu jamaah dan dihadiri pula beberapa
masyayikh, diantaranya KH. A. Suaidi Abu Amar dari Pasuruan, KH. Ali Imrom
Muhammad dari Lamongan, KH. Abdul Wahab dan KH. Abdul Kholiq, dua kyai
bersaudara dari Paciran. Sebagai pembicara adalah KH. Ali Imron Muhammad, kyai
alumnus Makkah Al-Mukarromah ini menyampaikan bahwa tahlil dan doa yang kita
baca pada acara haul pasti sampai kepada yang dihauli, “Kita harus yakin bahwa
doa dan tahlil yang kita panjatkan akan sambung kepada tokoh agama yang kita
hauli. Kalau tidak percaya maka matilah terlebih dahulu, lalu coba buktikan
sendiri,” ujar kyai mantan Rais Syuriyah PCNU Lamongan itu setengah berkelakar.
Kondisi cuaca saat
pembacaan tahlil yang dipimpin Gus Ata sempat redup karena mendung, namun
beruntung sampai berakhirnya acara tidak turun hujan. Acara ditutup dengan
santunan kepada 40 yatim-piatu yang diberikan secara langsung oleh K. Minhajul
Abidin selaku Pengasuh PP. Karangsawo Paciran. Setelah memberikan santunan Kyai
Abidin memimpin doa seraya meneteskan air mata dengan suara bergetar, hal itu
membuat para jamaah larut dalam suasana khusuk dan penuh keharuan.
Beberapa calon
anggota legislatif terpantau juga turut hadir dalam acara tersebut guna merebut
simpati para jamaah haul.
Dari kacamata
mistis, serangan gaib yang ditujukan untuk menggagalkan acara haul sudah gencar
terjadi pada H-1. Tak ayal panitia harus menyiapkan para santri linuwih untuk
menghalau serangan gaib tersebut. Secara kasat mata, puluhan bola api melesat
ke arah lokasi pondok pesantren namun dapat ditangkal oleh para santri linuwih
dengan ilmu andalan asmaul haq sehingga acara dapat berlangsung dengan lancar
dan sukses tanpa hambatan yang berarti. Ketika hal itu dikonfirmasikan kepada
Kyai Abidin, beliau membenarkan hal itu, hanya saja kyai yang low profile
itu berpesan jangan sampai su’ud-dzon / negatif thinking kepada pihak
lain. Yang terpenting acara sudah berjalan tertib dan aman. Keamanan acara juga
diback-up oleh satu peleton Banser NU Satkoryon Paciran yang disebar di
sekitar lokasi acara. (*)
0 komentar:
Posting Komentar